Terima kasih ‘para pencari tuhan’

7 09 2008

Ini adalah tahun kedua ‘para pencari tuhan’ menjumpai masyarakat tanah air, setelah tahun sebelumnya sangat sukses dan mendapat tempat khusus di hati pemirsa.

Sinetron yang khusus tayang di bulan Ramadhan ini ternyata mampu ‘malawan arus’ dari kelaziman tren sinetron saat ini.

Syukurlah, ternyata para pemirsa kini sudah cerdas memilih mana tayangan yang berkualitas dan tayangan yang sekadar menjual guyonan slapstik yang tak bermanfaat.

Puluhan suguhan menjelang berbuka atau saat bersahur yang berlabel ramadhan justru jauh dari nilai-nilai religi. Sebagian tayangan cuma menghambur-hamburkan hadiah dari sponsor. Namun begitu tidak membuat masyarakat menjadi kaya materi apalagi kaya hati.

Uniknya, PPT mampu menampilkan humor-humor cerdas dan tidak norak. Penikmat layar kaca, kini tak lagi bisa dipengaruhi oleh lawakan-lawakan garing yang ditampilkan oleh orang yang itu-itu juga. Bosan banget nggak sih, puluhan tahun cuma melihat tampang dan gaya mereka yang tidak pernah berubah.

Sedang komedi yang ditampilkan di PPT –yang notabene bukan sinetron komedi– merupakan komedi situasi. Self mockery ala masyarakat pinggiran yang bergumul dengan kesulitan dan kekurangan.

PPT mampu menjawab keinginan masyarakat yang haus akan tayangan bermutu dan mendidik, meski tidak melibatkan aktor atau aktris papan atas, namun PPT mampu membetot perhatian semua kalangan masyarakat, karena sinetron ini memang tidak menjual mimpi dan tangis.

Kekuatan PPT justru terletak pada kesederhanaannya. Dalam sinetron ini ditampilkan kehidupan keseharian masyarakat miskin yang bermukim di pinggiran kota. Pesan bijak yang disampaikan dalam PPT tidak melulu menggurui. Pesannya sangat sederhana yakni, kesabaran, ketulusan, kejujuran dan kerja keras.

PPT juga tidak memotret kemewahan layaknya sinetron-sientron yang ditayangkan prime time di beberapa stasiun televisi. Tidak ada kolam renang, tidak ada tangga berlapis emas yang berliku-liku layaknya istana, dan dalam PPT penonton tidak akan menemui kisah-kisah hedonis, perselingkuhan, pengkhianatan ataupun cuplikan hantu bergentayangan.

Sinetron ini masih dibesut oleh aktor kawakan sekaligus sutradara, Deddy Mizwar. Namun judulnya ditambahkan Jilid 2, sehingga menjadi jadi “Para Pencari Tuhan Jilid 2”.

Seperti tahun sebelumnya, kisah Para Pencari Tuhan Jilid 2 (PPT-2) tetap bercerita soal kehidupan masyarakat dengan segala strata sosialnya. Ada Udin dan Asrul yang masih tetap miskin. Pak Jalal dengan semua kelebihan materinya. Dan kisah percintaan “mau-mau-nggak-nggak” ala Azzam dan Aya. Namun sentralnya tetap di Bang Jack, Chelsea, Barong dan Juki.

Inilah kisah Barong, Juki, dan Chelsea, tiga mantan narapidana, yang hadir kembali dengan cerita berbeda, lebih seru, lebih menggelitik, namun tentu saja sarat dengan pesan-pesan moral. Dalam PPT-2 dikisahkan, Bang Jack sudah merasa terlalu tua untuk menangani semua urusan.

Karena itulah, ia bermaksud menyerahkan estafet kepada Barong, Juki, dan Chelsea, untuk mengurus musala. Bang Jack mengajari mereka cara menjadi imam salat, mengelola pengajian, dan acara keagamaan yang berhubungan dengan orang banyak. Ketiganya juga diberi warisan usaha tanaman hias yang tidak pernah maju itu. Rupanya, usai menyerahkan semua urusan, Bang Jack berniat menunaikan ibadah haji.

Manusia berencana, Tuhan yang menentukan. Meskipun giat mengumpulkan dana untuk berangkat haji, selalu saja ada kebutuhan yang membuat tabungan Bang Jack berkurang.

PPT-2 ini bakal memuat konflik yang seru dan lucu, seperti kisah cinta Aya dan Azzam, kehidupan baru Ustad Ferry dan Haifa bersama bayi yang mereka temukan. Sementara Chelsea berusaha mendekati Marni, mantan istrinya yang tengah hamil tua dan kini berstatus janda.

Di lain pihak, Mak Juki yang dulu menolak sang anak, kini berbalik menyayangi Juki. Bahkan Mak mencanangkan program, mencari gadis jujur untuk Juki. Barong sendiri dapat bernapas lega, lantaran abangnya yang bos curanmor, ternyata masih hidup dalam penjara. Abang Barong malah menitipkan istri beserta keponakannya. Konflik lain yang tak kalah seru, berasal dari pendatang baru seperti Tora Sudiro dan Jarwo Kwat.

Mudah-mudahan dengan hadirnya sinetron PPT-2 ini, masyarakat bisa semakin bijak dan arif menghadapi situasi hidup yang kian sulit ini, lebih-lebih di bulan puasa ini dan menghadapi Idul Fitri mendatang.

Terima kasih bang Deddy buat ‘para pencari tuhan’ dan karya-karya bang Deddy lainnya yang sejatinya bisa mencerahkan masyarakat. (*)


Aksi

Information

9 responses

9 09 2008
*hari

wah saya juga suka tuh nonton sinetron yg ini.
lucu dan menghibur 😀

9 09 2008
imung murtiyoso

betul mas hari,
cuman PPT aja yang terbagus di bulan ramadhan ini, lainnya sih… GARING 😛

11 09 2008
anastom.sy

first comment, sinetron ngga begitu hebat, tapi teman saya yang bernama imung yang hebat.

salut….

12 09 2008
imung murtiyoso

Wah pak Anastom terlalu berlebih nih… Saya nggak hebat, biasa aja seperti yang dulu. Thank you

19 09 2009
budi

ceritanya bagus,pas episode 2 ada adengan yang di ambil di batavia hotel.te4 aku kerja

25 08 2010
rohaya

setuju sangat dengan komen penulis semoga deddy dimurahkan rezeki dipanjangkan umur lagi utuk meneruskan PPT

14 10 2010
imung murtiyoso

Ya setuju. semoga bang Dedy Mizwar diberi kesehatan dan keleluasan berfikir untuk dapat mencerahkan masyarakat… Terima kasih sudah berkunjung mbak…

6 09 2010
ratu

rugi rasanya makan sahur kalo’ da nonton PPT, para pemainnya selalu sy rindukan terutama ketabahan hati K’Mira, dan ke ikhlasan hati p’ jalal sejak jadi org miskin… buat bang jeck terus berkarya demi kemajuan ummad !!

14 10 2010
imung murtiyoso

Betul mbak, karena PPT ini satu-satunya program yang bermanfaat di bulan Ramadhan… Salam

Tinggalkan Balasan ke anastom.sy Batalkan balasan